Vaksin AstraZeneca Punya Efek Samping, Begini Kata Menkes Budi Gunadi Sadikin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberi tanggapan soal vaksin AstraZeneca yang terbukti memiliki efek samping.
Vaksin AstraZeneca terbukti memiliki efek samping langka yaitu thrombosis thrombocytopenia syndrome (TTS), di mana efek itu berpotensi menyebabkan pembekuan darah. Laporan ini diungkap dalam persidangan gugatan class action di Inggris.
Kabar ini langsung menyebar luas di masyarakat, termasuk di media sosial. Di X, kabar ini pertama kali tersiar pada Rabu (1/5/2024). Menkes Budi pun buka suara terkait hal ini.
Mengkes Budi mengatakan efek samping TTS sudah lama teridentifikasi di vaksin Covid-19 AstraZeneca. Pihak AstraZeneca juga sudah melakukan riset terkait itu.
"Ada memang dampak-dampaknya (dari vaksin itu), tapi minim sekali," kata Menkes Budi pada awak media, Kamis (2/5/2024).
"(Soal riset) Itu sudah lama risetnya. Sekarang tinggal lihat apabila dampaknya terjadi, itu harus ditangani. Tapi, sampai sekarang laporan ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group of Immunization) belum ada dampak tersebut," ujar dia lagi.
Menurut dia, ITAGI punya tanggung jawab untuk memastikan, apakah vaksin yang beredar di Indonesia aman diberikan atau tidak. Lembaga itu juga mencatat semua hasil penelitian terkait vaksin-vaksin di Indonesia, termasuk efek sampingnya.
Efek samping TTS sendiri adalah kondisi langka, namun serius terkait dengan beberapa vaksin, termasuk produksi AstraZeneca. Seseorang yang kena TTS akan menderita pembekuan darah dan kadar trombositnya rendah.
Gejala umum apabila seseorang terkena TTS adalah sakit kepala parah, nyeri dada, penglihatan kabur, kesulitan berbicara, hingga sesak napas.
Di India, kasus TTS berdasarkan data KIPI negara tersebut menunjukkan bahwa kejadiannya sangat kecil, yaitu sekira 0,61 per sejuta dosis.
Itu jauh lebih rendah dibandingkan 4 kasus per juta yang dilaporkan regulator Inggris. German melaporkan, kasus TTS terjadi sepuluh kasus per sejuta dosis.
Lihat Juga: Dukung Dekarbonisasi, AstraZeneca Luncurkan 500 Kendaraan Listrik untuk Sektor Kesehatan
Vaksin AstraZeneca terbukti memiliki efek samping langka yaitu thrombosis thrombocytopenia syndrome (TTS), di mana efek itu berpotensi menyebabkan pembekuan darah. Laporan ini diungkap dalam persidangan gugatan class action di Inggris.
Baca Juga
Kabar ini langsung menyebar luas di masyarakat, termasuk di media sosial. Di X, kabar ini pertama kali tersiar pada Rabu (1/5/2024). Menkes Budi pun buka suara terkait hal ini.
Mengkes Budi mengatakan efek samping TTS sudah lama teridentifikasi di vaksin Covid-19 AstraZeneca. Pihak AstraZeneca juga sudah melakukan riset terkait itu.
"Ada memang dampak-dampaknya (dari vaksin itu), tapi minim sekali," kata Menkes Budi pada awak media, Kamis (2/5/2024).
"(Soal riset) Itu sudah lama risetnya. Sekarang tinggal lihat apabila dampaknya terjadi, itu harus ditangani. Tapi, sampai sekarang laporan ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group of Immunization) belum ada dampak tersebut," ujar dia lagi.
Menurut dia, ITAGI punya tanggung jawab untuk memastikan, apakah vaksin yang beredar di Indonesia aman diberikan atau tidak. Lembaga itu juga mencatat semua hasil penelitian terkait vaksin-vaksin di Indonesia, termasuk efek sampingnya.
Efek samping TTS sendiri adalah kondisi langka, namun serius terkait dengan beberapa vaksin, termasuk produksi AstraZeneca. Seseorang yang kena TTS akan menderita pembekuan darah dan kadar trombositnya rendah.
Gejala umum apabila seseorang terkena TTS adalah sakit kepala parah, nyeri dada, penglihatan kabur, kesulitan berbicara, hingga sesak napas.
Di India, kasus TTS berdasarkan data KIPI negara tersebut menunjukkan bahwa kejadiannya sangat kecil, yaitu sekira 0,61 per sejuta dosis.
Itu jauh lebih rendah dibandingkan 4 kasus per juta yang dilaporkan regulator Inggris. German melaporkan, kasus TTS terjadi sepuluh kasus per sejuta dosis.
Lihat Juga: Dukung Dekarbonisasi, AstraZeneca Luncurkan 500 Kendaraan Listrik untuk Sektor Kesehatan
(tdy)